JUMAT, 5 SEPTEMBER 2025

Alan Effendi: Inovator Lidah Buaya yang Menggerakkan Perekonomian Desa

GUNUNG KIDUL, news.mediabanyuwangi.com - Di tengah tantangan alam yang kerap melanda kawasan pedesaan, seorang inovator lokal, Alan Effendi, berhasil memanfaatkan kondisi tersebut untuk menciptakan peluang emas.

Berkat kecerdasannya, tanaman lidah buaya (Aloe vera), yang kerap dianggap biasa, kini disulap menjadi produk minuman sehat yang tak hanya menyehatkan, tetapi juga menjadi solusi ekonomi bagi warga desanya.

Lahan-lahan di desa Alan sering mengalami kekeringan saat musim kemarau tiba, membuat banyak warga putus asa karena sulit bercocok tanam. Namun, Alan justru melihat potensi lain di balik keterbatasan ini. Ia memutuskan membudidayakan lidah buaya, tanaman yang mampu bertahan di kondisi minim air.

"Awalnya hanya coba-coba, tetapi ternyata budidaya tanaman aloe vera ini bisa dikembangkan menjadi minuman sehat yang memiliki banyak manfaat," ujar Alan.

Tak sekedar minuman, Alan mengombinasikan aloe vera dengan daun stevia, pemanis alami nol kalori, yang sangat cocok untuk penderita diabetes dan kolesterol.

"Inovasi ini bukan hanya sekadar produk, tetapi solusi kesehatan bagi banyak orang," tambahnya.

Atas kepedulian dan kontribusinya dalam meningkatkan ekonomi dan kesehatan masyarakat desanya, Alan Effendi menerima penghargaan SATU Indonesia Award dari PT Astra International Tbk pada tahun 2021 di bidang kewirausahaan.

Program Astra Terpadu untuk SATU Indonesia ini memberikan apresiasi kepada individu yang membawa perubahan positif di masyarakat dengan memberdayakan sumber daya lokal secara kreatif dan berkelanjutan.

Kombinasi lidah buaya dan stevia menjadi formula andalan yang kini digandrungi masyarakat luas. Namun, yang paling menonjol dari usaha Alan adalah dampaknya pada warga sekitar.

Di tengah kondisi ekonomi yang kerap tak menentu, terutama bagi ibu-ibu petani yang tadinya hanya bekerja serabutan, kini mereka memiliki pekerjaan tetap di bidang budidaya aloe vera.

"Dulu mereka kesulitan mencari nafkah di musim kemarau. Sekarang, mereka punya penghasilan rutin," cerita Alan.

Dengan 102 petani mitra yang rutin memasok bahan baku ke usahanya, Alan telah menciptakan jaringan pemberdayaan yang kuat di desanya. Tak hanya itu, usaha ini juga memberikan harapan baru bagi warga yang semula tak memiliki keterampilan bertani.

"Banyak yang dulunya tidak mengerti bertani, sekarang jadi belajar dan akhirnya memiliki keterampilan baru," jelas Alan.

Usaha ini tak hanya berfokus pada keuntungan pribadi, tetapi juga membangun ketahanan masyarakat terhadap dampak buruk kekeringan. Di balik kesuksesannya, Alan menunjukkan bahwa inovasi sederhana, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi solusi nyata bagi permasalahan ekonomi dan sosial yang dihadapi masyarakat.

Di tengah derasnya arus modernisasi, Alan Effendi menjadi contoh inspiratif bagaimana sebuah desa bisa berkembang dengan memberdayakan sumber daya lokal. Lidah buaya yang dulu tak dilirik, kini menjadi simbol keberlanjutan dan harapan baru bagi warga desanya. (Rony//MB).



Sebarkan :

Ikuti diskusi dan kirim pendapat anda melalui form di bawah ini.



JUMAT, 5 SEPTEMBER 2025