Alan Effendi: Inovator Lidah Buaya yang Menggerakkan Perekonomian Desa
news.mediabanyuwangi.com | Selasa, 22/10/2024 16:05
Alan Effendi Menunjukan Produk Minuman Sehat Berbahan Aloe Vera. (Foto.Dok: Istimewa )
GUNUNG
KIDUL, news.mediabanyuwangi.com - Di tengah tantangan alam yang kerap melanda
kawasan pedesaan, seorang inovator lokal, Alan Effendi, berhasil memanfaatkan
kondisi tersebut untuk menciptakan peluang emas.
Berkat
kecerdasannya, tanaman lidah buaya (Aloe vera), yang kerap dianggap biasa, kini
disulap menjadi produk minuman sehat yang tak hanya menyehatkan, tetapi juga
menjadi solusi ekonomi bagi warga desanya.
Lahan-lahan
di desa Alan sering mengalami kekeringan saat musim kemarau tiba, membuat
banyak warga putus asa karena sulit bercocok tanam. Namun, Alan justru melihat
potensi lain di balik keterbatasan ini. Ia memutuskan membudidayakan lidah
buaya, tanaman yang mampu bertahan di kondisi minim air.
"Awalnya
hanya coba-coba, tetapi ternyata budidaya tanaman aloe vera ini bisa
dikembangkan menjadi minuman sehat yang memiliki banyak manfaat," ujar
Alan.
Tak sekedar
minuman, Alan mengombinasikan aloe vera dengan daun stevia, pemanis alami nol
kalori, yang sangat cocok untuk penderita diabetes dan kolesterol.
"Inovasi
ini bukan hanya sekadar produk, tetapi solusi kesehatan bagi banyak
orang," tambahnya.
Atas
kepedulian dan kontribusinya dalam meningkatkan ekonomi dan kesehatan
masyarakat desanya, Alan Effendi menerima penghargaan SATU Indonesia Award dari
PT Astra International Tbk pada tahun 2021 di bidang kewirausahaan.
Program
Astra Terpadu untuk SATU Indonesia ini memberikan apresiasi kepada individu
yang membawa perubahan positif di masyarakat dengan memberdayakan sumber daya
lokal secara kreatif dan berkelanjutan.
Kombinasi
lidah buaya dan stevia menjadi formula andalan yang kini digandrungi masyarakat
luas. Namun, yang paling menonjol dari usaha Alan adalah dampaknya pada warga
sekitar.
Di tengah
kondisi ekonomi yang kerap tak menentu, terutama bagi ibu-ibu petani yang
tadinya hanya bekerja serabutan, kini mereka memiliki pekerjaan tetap di bidang
budidaya aloe vera.
"Dulu
mereka kesulitan mencari nafkah di musim kemarau. Sekarang, mereka punya
penghasilan rutin," cerita Alan.
Dengan 102
petani mitra yang rutin memasok bahan baku ke usahanya, Alan telah menciptakan
jaringan pemberdayaan yang kuat di desanya. Tak hanya itu, usaha ini juga
memberikan harapan baru bagi warga yang semula tak memiliki keterampilan
bertani.
"Banyak
yang dulunya tidak mengerti bertani, sekarang jadi belajar dan akhirnya
memiliki keterampilan baru," jelas Alan.
Usaha ini
tak hanya berfokus pada keuntungan pribadi, tetapi juga membangun ketahanan
masyarakat terhadap dampak buruk kekeringan. Di balik kesuksesannya, Alan
menunjukkan bahwa inovasi sederhana, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi
solusi nyata bagi permasalahan ekonomi dan sosial yang dihadapi masyarakat.
Di tengah
derasnya arus modernisasi, Alan Effendi menjadi contoh inspiratif bagaimana
sebuah desa bisa berkembang dengan memberdayakan sumber daya lokal. Lidah buaya
yang dulu tak dilirik, kini menjadi simbol keberlanjutan dan harapan baru bagi
warga desanya. (Rony//MB).
Sebarkan :
Ikuti diskusi dan kirim pendapat anda melalui form di bawah ini.